-Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap di puja-puja bangsa Di sana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Tempat akhir menutup mata-
(home) (gubug hatiku) (ceritaku) (jepretan) (hometown) (my pride) (Tentang Penulis) kritik saran

Selasa, 22 Desember 2009

Ibu....


telah usang kisah yang kau tawarkan
tentang legenda jawa atau islam,
kesabaranmu ceritakan kisah itu
memupuk harapan kelak mampu kutiru

kini kisah itu tak lagi ada
mungkin karena ku telah tumbuh dewasa
dengan seteguk air susu mu
dan masih kau biarkan keringatmu membesarkanku.

semua berlalu dengan singkat..
tanpa tersadar tubuhmu makin rentah
mungkin ragamu membisu tuk mengeluh
tak berharap ku dengar rintihanmu
tapi aq sungguh tau..!!!

raut wajah itu masih ku ingat
lesuh dan lelah..
penuh goresan kerutan masa
sorot matamu redup
dan mengabarkan kerasnya hidup


oh.. ibu..
di hadapanku selalu kau lukis senyuman
meski ku tau di balik itu semua
kau begitu letih,
namun tak berharap ku ketahui..

malammu bertafakur,
tak pernah lelap engkau tertidur..
kau bangunkan fajar pagi
agar bersiap menemani kala engkau pergi
tuk kembali mengais sesuap nasi.

masih tergambar di kakimu
perjalan untuk membesarkanku begitu keras
dan goresan itu akan terukir jelas
tak kan mampu terhapus zaman

oh.. ibu..
kau jawaban tentang sempurnanya cinta,
ketulusan tentang semangat berkorban
dan keabadian akan jasa.

tak jarang
ku biarkan cintaku berkelana
mencari tentang keindahan hidup
mejelajah hingga gemerlapnya nafas
namun tak kutemukan kehangatan
seperti kala di sisimu.



Dedicated To My Mother


By: Max'

malang kusayang malangku makin malang...


malam ini gerah..
bukan kecemasan yang singgah
tapi peraduan kota ku kian muram..
sejuk yang dulu kurasa
singgah sejenak dan kini terhempas..

ini bukan murka alam kawan..
tanah subur yang dulu berlapis rumput
kini hanya pemanis mulut..
bumi yang asri akan pepohonan nan hijau
kini berubah jadi hutan beton..
MOG, MATOS, jalan aspal..
itu hanya sedikit contoh muramnya kota ini..

satu persatu pohon terpinggirkan
hanya menjadi sebuah hiasan jalan
tergusur oleh kerasnya ambisi materi
kemajuan jaman ato moderenisasi
tak lagi memandang tangisan alam
bahkan apa yang kelak akan kau wariskan..???

10 tahun.. 20 tahun.. 30 tahun lagi..
anakmu hanya akan merasakan
sejuknya kota malang dari sebuah cerita
atau berubah menjadi sejarah
dalam buku yang usang dan berdebu
"KOTA MALANG YANG SEJUK"
seperti cerita ken dedes ato ken arok

gagah dan kokoh gunung mengelilingi
kalah jauh dengan gagahnya mall hari ini..
lihatlah hotel itu, gedung bertingkat itu, pasar modern itu..
di tengah kota semua nampak gagah berdiri

kadang kita terpesona..
melihat kerlip lampu disana
nampak indah di kejauhan
namun menyekap jeritan alam..

gunung-gunung tak mampu lagi
menampung indahnya alam kota
semua tergantikan panasnya ambisi
melupakan hati nurani
sekarang happy..

entah nanti...


By: Max'

Minggu, 06 Desember 2009

sebuah kenyataan..


sebuah kenyataan..
kau berbeda dari yang dulu..
nampak anggun dan menawan
entah apa yang ada dalam pikiranku
yang pasti kau makin anggun dan menawan..

namun sayang..
aq terlanjur jenuh dengan syair cinta
sedangkan kini..
ranum wajahmu menawarkanku sebuah inspirasi.

harus kurangkai dengan apa
untuk menggambarkan debar jantung ini..???
mendung yang menggelayut di kota malang
seakan mengabarkanku pada sebuah berita..
"kau sesali keputusanmu"

tak sanggup kulawan perasaan..
kucoba sesederhana mungkin
mengagumimu di siang ini..
namun kenyataannya..
hanya rangkaian syair cinta
yang kembali terangkum

sekali lagi...
terlanjur aq jenuh dengan syair cinta
biarkan hanya mampu terpahat dalam hati..!!





malank 06/12/2009

Dedicated to: sang mantan

By: Max'

musim puisi..



musim puisi..
atau hanya hatiku saja
yang teriris perasaan
semua mengalir seperti air mata
ketika bahagia atau durjana
mengalir begitu saja

tak ada karya kata-kata
semua hanya luapan dalam diri
tanpa di cipta..
hanya hati berpribahasa

seperti siang ini
semua meluap dalam pena
tanpa gamelan ia menari sendiri
secarik kertas berubah berwarna
masih terdiam..
tapi menjelaskan dalam diri

kelak..
setiap lukisan hati ini
akan mejadi relief..
atau mungkin hanya catatan usang
dari seorang pengembala kesunyian..

tapi ini masih akan menjadi musimku..
musim puisi..
meskipun gersang..
ladang tanpa air hujan..
tapi masih akan selalu
menjadi musim puisiku...

malank 02/12/'09


By: Max'

Kamis, 03 Desember 2009

Daun itu... itulah kita...



seperti yang kau katakan..
daun jatuh dan terhempas angin
itulah kita di dunia
apapun perjalanan ada akhirnya

semua pasti takluk akan masa
terhempas angin menyentuh tanah
dan terkubur dalam kebekuan
begitu tak berdaya raga melebur

ranting di pohonpun tak kuasa
hanya mampu memandang
dan kembali melupakan yang lalu
karena masih sejuta daun yang belum gugur

semua kalut dalam kenangan
ada hitam dan putih
yang akan selalu menjadi sejarah
bagi mereka yang masih di ranting

drama di ranting belum usai..
tapi bagi yang telah luruh ke tanah
semua menuai perannya di masa lalu
ada jeritan dan tangisan
tak jarang ada kegembiraan
tapi itu sangat jarang...

disini..
perjalananmu telah usai kawan..
tapi masih ada jalan yang harus kau tempuh
yang tak lagi mampu ku ikuti peranmu
saatnya nanti aq akan menyusul
tapi bukan sekarang..

entah kapan..


By: Max'